Tuesday, May 29, 2007

Harapan

Aku kenal dia disaat ia tak mungkin lagi kumiliki
Namun tak mengurangi sedikitpun rasa yang aku punya
Ia datang dan membuat hidup ini lebih berwarna
Ia datang dan membuat aku mengerti
makna cinta yang sesungguhnya

Ku coba jalani hari-hari ku dengan pengganti dirinya
Namun tetap saja hati ini slalu teringat padanya
Tak mampu ku hapus semua kenangan yang tlah terukir
Di dalam hati ini...

Jika aku boleh meminta,
Ku ingin tetap merasakan cinta
yang tulus dari dalam hatinya
Jika aku boleh berharap,
Ku hanya ingin tetap bersamanya
Di sisa waktu yang ku punya

Semoga ia mengerti..
Apa yang kurasakan saat ini..
Sekalipun cinta tak harus memiliki,
namun perasaan ini akan terus ada di hati ini..






Labels:


Read more!

Monday, May 28, 2007

MaTaHaRi...

Ketika ia hadir, aku merasa ada sesuatu yang berbeda
Senyumnya selalu mengusik mimpi-mimpiku
Tatapan matanya menyiratkan sebuah perasan yang dalam..
Namun ku tahu semua ini hanyalah angan dan mimpiku

Sebuah mimpi yang tak mungkin menjadi nyata..
Sebuah keinginan yang tak mungkin terwujud..
Namun perasaan itu semakin menyesakkan dada
Dan aku benar-benar tak mampu
Melepasnya dari hati ini..

Biar kusimpan semua perasaan ini
Didalam hatiku
Dan biarlah ia menjadi matahariku
Yang tak kan pernah berhenti menyinari hati ini..






Labels:


Read more!

Rasa..

Hari yang cerah...
Tak menggambarkan suasana hatiku saat ini..
Panasnya mentari tak membuat hatiku menjadi hangat..
Mendung masih kurasakan dalam hati ini..

Entah kenapa aku tak bisa
menghapus bayangan wajah itu dari mimpiku..
Entah kenapa aku tak mampu
Menghalau rasa yang ada di hati ini..

Begitu besar rasa yang ku punya
Begitu besar rindu yang ku punya
Namun, apakah ia disana juga merasakan hal yang sama ?
Ku tak tahu...

Ku hanya berharap..
Bisa memeluknya..
Dan ingin ku katakan bahwa,
"Aku sayang padanya"




Labels:


Read more!

Friday, May 25, 2007

Mata Hati...

Mata dan Hati tak pernah berbohong..
Ketika kita bahagia,
ketika kita bersedih
Semua dapat dilihat dari sorot mata kita..
Sekalipun kita tersenyum dalam kesedihan,
Mata kita tak dapat menyembunyikannya.
Itulah sebabnya kenapa disebut "Mata adalah Jendela Hati"

*****

Aku mencoba membuka mata ini, mengenyahkan rasa malas yang hinggap di diri ini.
Kulihat jam menunjukkan pukul 06.00 wib. Tapi, untuk beranjak dari tempat tidurku aku masih merasa malas. Tak ada semangat sedikitpun untuk berangkat ke kantor hari ini.
Masih jelas ku ingat, kekecewaanku pada Iyan semalam. Yang membuatku tak bisa memejamkan mata ini.

Dengan langkah malas, kupaksakan diriku untuk beranjak dari tempat tidurku dan mandi. Mungkin dengan aku mandi, setidaknya pikiranku bisa fresh. Dan mencoba melupakan kejadian semalam. Setelah selesai mandi dan aku pun bersiap2 berangkat. Tak kusentuh sedikitpun sarapan yang telah disiapkan dimeja. "De.. kok ngga sarapan dulu ?"tanya Bunda. Aku hanya menggeleng."Ade berangkat, Bunda" kataku sambil mencium tangan Bundaku. Bunda hanya menggeleng pasrah melihat tingkahku. Sepertinya beliau tahu apa yang aku rasakan saat ini. Yah, mungkin itu adalah naluri seorang ibu.

Sampai dikantor, biasanya aku mampir dulu ke ruangan Iyan. Tapi, hari ini aku malas bertemu dengannya. "Kriiiing.."tiba-tiba telepon di mejaku berbunyi. Aku sebenarnya enggan mengangkatnya karna takut Iyan yang meneleponku. Tapi, kalau orang lain ? Nanti aku dikira nggak ada diruangan."Halo.."sapaku. "Ade..." Huff, aku langsung menghela nafas ketika tau ternyata yang menelepon ternyata memang Iyan. "Ada apa?"tanyaku ketus. "De.. aku minta maaf soal semalam.." Aku hanya diam menunggu dia selesai berbicara. "Aku juga ngga tau harus bagaimana, aku cuma ngga mau terjadi apa2 sama kamu, De.. Please..."ucapnya lagi dengan nada sedikit memelas. "Udahlah, aku lagi ngga mau bahas, Yan. Maaf... " Langsung ku tutup teleponnya. Risma sahabatku langsung menyindir,"Wah... yang lagi berantem.." katanya sambil menggodaku. Aku hanya tersenyum dan mencoba menahan air mata yang hampir saja jatuh. "Ngga koq, Ris.. Aku baek2 aja." kataku masih dengan senyum yang sedikit ku paksakan. Risma malah tergelak. "Ade... aku kenal kamu ngga sehari dua hari.. Aku sedikit banyak tau kamu. Mungkin orang lain bisa kamu bohongi dengan senyummu itu. Tapi aku ? Kamu ngga bisa bohong, Ade.. Tuh liat mata kamu aja udah berkaca-kaca kamu bilang ngga apa2." Aku kembali tersenyum dan melanjutkan pekerjaanku.

Saat istirahat, Iyan berusaha menemuiku yang sedang makan siang bersama Risma dan teman2 yang lain. "De.. bisa kita bicara ?"tanya Iyan sambil melirik Risma dan teman2ku yang lain. Aku berusaha tetap tersenyum dan mengangguk. "Bentar ya Girlz" kataku pada teman2. Mereka hanya mengangguk sambil tersenyum2. "Ada apa lagi ?" tanyaku masih dengan ekspresi ketus. "De.. Aku minta maaf.. " "Aku sudah maafkan. Udah kan? Aku harus kembali ke anak-anak." Aku pun berbalik. Tapi, Iyan meraihku. "Sebentar, Ade.. Please denger penjelasan aku." pintanya. "Oke.. 1 menit."kataku sambil mengacungkan jari telunjukku. "De.. please... jangan begitu. Aku tau kamu sekarang sedih banget.. Aku ngga bermaksud membuatmu marah.. Aku hanya ingin menjaga agar smuanya berjalan dengan baik.." "Trus, apa kamu tau, aku membutuhkan seseorang untuk kuajak bertukar cerita ?" aku balik bertanya. Iyan mengangguk pelan. "Aku ngerti, Ade.. Aku ngerti..Tapi... " "Udah 1 menit.." kataku tanpa perduli dia belum menyelesaikan kalimatnya. "Aku saat ini bener-bener ngga mau bahas hal ini, Yan.. Biarlah apa yang kurasakan saat ini, kurasakan sendiri. Biar aku coba untuk tak terlalu bergantung padamu."Kataku lagi dan akupun berbalik menuju ke meja teman2ku.
Sejenak mereka terdiam saat aku datang, tapi aku langsung duduk sambil cengar-cengir didepan mereka. "Kok kalian pada diem ?"tanyaku. "De.. kamu ngga apa2 ?"tanya Risma hati-hati. Aku menggeleng dan melanjutkan makanku yang belum sempat aku habiskan karena kedatangan Iyan. Dari jauh, kulihat Iyan masih memandangiku. Mungkin Risma juga tau apa yang sedang berkecamuk di hatiku. Namun, aku tak ingin masalahku ini mengganggu konsentrasiku bekerja.

"De..."Aku menoleh ketika Risma memanggilku pelan. "Kamu yakin kamu baik-baik aja?"tanyanya. Aku mengangguk pasti. Tapi, dia malah menggelengkan kepalanya. "Kamu bohong" bisiknya. Aku mengerutkan dahiku. "Kenapa begitu?" tanyaku. Risma hanya tersenyum. Lalu dia menunjuk matanya. "Lewat mata, aku bisa lihat kamu berbohong atau tidak. Lewat mata, aku bisa melihat kamu sedang bahagia atau sedih." "Hahah" tiba-tiba tawaku memecah. Semua orang di ruanganku langsung menoleh kearahku. Aku langsung terdiam. Risma tersenyum. "De... sekali lagi, kamu bisa bohong pada orang lain, tapi ngga sama aku." katanya sambil mengacak-acak rambutku. Aku hanya tertegun melihatnya keluar ruangan.

Kubuka internet explorerku, dan mulai membuka emailku.
Dan aku pun mulai mengirim email untuk Risma dan Iyan.

To : Risma
Risma sahabatku, kamu benar.. Sekalipun aku tertawa didepanmu,
tak bisa kupungkiri bahwa hatiku sedang menangis.
Aku sedikit kecewa dengan sikap Iyan.
Ketika aku membutuhkannya, dia ngga ada..
Aku tahu, ini mungkin yang terbaik. Tapi, aku hampir stress dibuatnya..
Mungkin ini hanya sekedar ke egoisan ku aja.
Thanks karena telah mengerti aku..
Tapi, percaya aku pasti baek2 aja dan aku pasti akan selesaikan dengan baik juga..
Hehehehe....

Ade


To : Iyan
Iyan,
ketika kamu hadir mengisi hari-hariku,
aku merasa hidupku menjadi berwarna..
Tapi, entah kenapa akhir-akhir ini kurasakan berbeda..
Aku hanya ingin bertanya,
Salahkah aku jika aku ingin bertemu denganmu ?
Salahkah aku jika aku ingin bercerita denganmu ?
Salahkah aku jika aku ingin memeluk ?
Salahkah aku, Yan ?
Aku tahu, masalah yang ada sekarang membuat kita seperti ini..
Aku juga tahu, mungkin aku egois..
Mungkin aku tak pernah bisa mengerti keadaanmu ataupun keadaan kita saat ini..
Aku memang marah, aku memang sedih...
Tapi, setidaknya saat ini akan kucoba
Untuk tak terlalu berharap dan bergantung lagi padamu..
Maafkan aku jika selama ini aku merepotkanmu..
Maafkan aku jika selama ini aku tak pernah mengerti kamu..
Maaf.. dan terima kasih untuk semuanya.
Doa dan sayangku masih untukmu...

Ade

Kuhapus air mata yang menetes di pipiku. Tak kuperdulikan lagi apa yang kurasakan dalam hati ini. Dan aku pun beranjak pulang...

--------
The End

Labels:


Read more!

Wednesday, May 23, 2007

Heart....

Kebahagiaan dan kesedihan bisa kita rasakan
dengan Hati..
Sebuah perasaan sayang dan cinta juga bisa kita rasakan
dengan Hati..
Dan dengan Hati pula kita bisa merasakan kehilangan seseorang
yang mungkin sangat berarti dalam hidup kita..

***

"Cha.. Maafkan aku.. Aku tak bisa menolak keinginan keluargaku untuk pindah dari kota ini." Icha hanya tertunduk mendengar penjelasan Dony. Berbagai perasaan berkecamuk di dadanya. Dan itu membuatnya merasa sesak. Icha pun menghela nafas panjang seolah ingin melepaskan semua beban yang membuat dadanya terasa sesak. "Cha..Please.." ucap Dony lagi. Dengan senyum yang dipaksakan, Icha mengangkat wajahnya dan berusaha menatap Dony. Berusaha menyembunyikan segala perasaan yang ada. "Icha ngga apa-apa, Don.. Icha seneng kalau memang dengan Dony pindah dari kota ini, akan membuat hidup Dony jauh lebih baik. Dan mungkin memang ini jalan yang terbaik untuk Dony." Sesaat setelah berkata seperti itu, Icha langsung memalingkan mukanya. Ia tak bisa menahan air matanya yang menetes di pipi.
Tanpa berkata-kata lagi, Dony langsung memeluk Icha. "Maaf...Lusa aku harus berangkat.." bisiknya. "Tapi, percayalah, aku ngga akan lupain Icha." ucapnya lagi. Icha tak mampu menjawab semua perkataan Dony. Ia hanya mampu membalas pelukan Dony dan mempererat pelukannya seolah tak ingin melepaskan.

Dan hari ini, adalah hari dimana Dony harus pergi. Dua hari yang lalu, Icha pun terlarut dalam kesedihannya. Merasakan ada yang hilang dari dirinya. Ia tak mampu membayangkan hari-harinya akan terasa sepi tanpa Dony. Tanpa ada canda dan tawa dengan Dony. Dan di tengah keramaian airport, Icha berusaha menguatkan hatinya untuk tetap mengantar Dony dengan senyuman. "Cha.. jaga diri baik-baik ya.. Dan keep in touch ya manis.." kata Dony sambil membelai rambut Icha. Icha hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Senyumnya masih terus mengembang, mencoba meyakinkan DOny bahwa ia ikhlas melepas kepergian Dony. Sebelum melangkah masuk ke dalam, Dony mengecup kening Icha dan berbisik, "Aku sayang Icha..". Icha mengangguk lagi. Perasaan dalam hatinya sudah tak menentu. Air mata yang dari tadi ditahannya pun sepertinya sudah tidak mampu untuk dibendung. Icha buru-buru melambaikan tangannya dan berbalik arah setelah Dony membalas lambaiannya, seolah tak ingin Dony melihatnya bersedih.

Hari pun terus berlalu.. Sejak kepergian Dony, Icha lebih sering menyendiri.. Lebih sering berdiam diri di kamarnya dan menuliskan semua perasaan dalam hatinya. Sesekali teman-temannya datang untuk menghiburnya.. Namun, tetap tak mampu mengembalikan keceriaan Icha seperti saat Dony ada disampingnya.

Dua tahun kemudian,
Di suatu malam, Dony sedang asyik menonton TV kesukaannya. Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah Dony. Dony buru-buru beranjak dari tempatnya dan membuka pintu. Betapa terkejutnya ketika Dony tahu yang datang ke rumahnya. "Icha.. Koq icha bisa sampai disini ?" Icha tersenyum. "Icha boleh masuk ?" Tanya Icha kemudian. Dony mengangguk lalu mempersilahkan Icha masuk. Entah kenapa tiba-tiba bulu kuduknya berdiri.. Tapi Dony tak memperdulikannya.
"Dony ambilkan minum dulu ya Cha... " Tapi buru-buru Icha mencegah Dony. "Icha cuman sebentar... Icha cuman pingin maen kesini dan cuman pingin bilang ke Dony, kalau Icha sayang banget sama Dony. Dan Icha cuman pingin minta sesuatu....." Icha menggantung kalimatnya. "Minta apa, Icha?"tanya Dony lembut. Icha terdiam. Matanya tak lepas dari pandangan Dony. Dan butiran butiran air mata mulai menetes. "Boleh Icha meluk Dony?" Dony hanya tersenyum mendengar pertanyaan Icha. Dan tanpa menjawabnya, Dony langsung memeluk Icha dengan erat. Lalu tiba-tiba Icha melepasnya. "Don.. Icha harus pergi.. Dony jaga diri baik-baik ya.. Icha pergi dulu.. " "Cha.. tunggu, kenapa buru-buru?" tanya Dony sambil mengejar Icha yang berlari keluar. Namun, Icha tak lagi menoleh bahkan menghentikan langkahnya. Dony pun akhirnya kembali masuk kedalam rumah.

"Kriiiiinngg..." Dony yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung mengangkat telpon yang berdering. "Halo.." "Halo.. Dony?" tanya seseorang di seberang. "Iya, ini siapa?" tanya Dony dengan nafas masih tersengal-sengal setelah mengejar Icha. "Don, ini Amel. Icha, DOn.. Icha.. " "Kenapa Icha? Barusan dia dari sini..." Terdengar suara Amel terisak. "Don.. Icha udah ninggalin kita selamanya.." Dony tersentak kaget. "Tapi... Baru saja dia dari sini, Mel.." Dony masih tak percaya. "Icha selama ini sakit, Don.. dan ia berusaha bertahan untuk kamu.. Dia..." belum sempat Amel meneruskan pembicaraannya, Dony langsung menutup telpon dan berlari ke kamarnya, mengemasi barang2 dan langsung berangkat ke surabaya malam itu juga. Yang ada dipikirannya saat itu, hanya ingin membuktikan keadaan Icha. Dengan perasaan tak menentu, ia pun berangkat menuju ke bandara Soekarno Hatta.

***
Tepat pukul 21.00, Dony sampai di Juanda. Dan ia pun langsung ke rumah Icha. Dan benar saja, dirumah Icha terlihat sangat ramai. Berbagai karangan bunga ucapan turut berduka cita tampak berjejer dimana-mana. Dony melangkahkan kakinya dengan gontai. Seolah masih tak percaya dengan apa yang dialaminya. Mama Icha terlihat sangat shock atas kepergian Icha. "Don..."tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundaknya. Dony masih terpaku. "Ikhlaskan kepergian Icha, Don.. Biarkan dia tenang disana.." kata orang itu lagi. Dony menoleh dan mendapati Ayah Icha sedang berdiri di belakangnya dengan sisa sisa ketegaran yang ia punya. Dony memeluk Ayah Icha. Dan mereka pun masuk. Dony melihat tubuh Icha yang terbaring tanpa nyawa. Tak kuasa ia menahan air matanya. "Selama ini, ia bertahan untuk seseorang yang dia sayangi. Dan kekuatannya ada pada kamu, Dony.."Ayahnya kembali berbisik. Dony semakin terisak. "Cha.. Maafin aku" isaknya. Dan semalaman, Dony terus berada disisi Icha.

Keesokan hariya, jenazah Icha pun dimakamkan. Diiringi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya. "Bintang terangku..." gumam Dony sambil memegang nisan yang bertuliskan nama ICHA. "Kamu akan tetap ada di hati ini, Cha.." ucapnya lagi. Ayah Icha pun mengajak Dony untuk meninggalkan makam Icha.
Dan Dony pun kembali ke kotanya dengan membawa semua kenangan manisnya bersama Icha..

Hati ini tak pernah bisa dibohongi..
Hati ini terasa sakit ketika melihatnya pergi..
Dia yang selama ini menjadi kekuatan untukku..
Tak lagi ada disampingku..

Ketika aku merasa sakit, ia slalu ada disisiku..
Ketika aku tersenyum bahagia, ia pun ada disisiku..
Kemana aku harus mencarinya ?
Meski hanya sekedar melepaskan sedikit beban yang ada..


*****
The End





Labels:


Read more!

Monday, May 14, 2007

Cerita Pagi.....

Kadang, kita tak pernah memperhatikan lingkungan sekitar kita.
Kadang, kita hanya memikirkan diri kita sendiri..
Memikirkan nasib kita sendiri, tanpa kita mau melihat disekitar kita..
Padahal, banyak orang disekitar kita yang mungkin masih sangat membutuhkan kita..
Seperti yang kulihat pagi tadi..


Pagi ini begitu cerah, dan aku ingin sekali berjalan jalan hanya sekedar menghirup udara segar. Kulihat beberapa orang tua mulai keluar dari rumah mereka untuk mengantarkan putra putrinya ke sekolah. Ada juga para remaja yang tengah bersiap2 untuk melaksanakan kewajibannya menuntut ilmu. "Ahh... semua begitu sibuknya dengan rutinitas masing-masing" pikirku dalam hati.
Dan aku pun melanjutkan "acara" ku jalan-jalan. Hingga disebuah tempat, kulihat ada seorang bapak-bapak yang sedang terduduk disamping becak. Mungkin, beliau adalah tukang becak yang sedang menunggu penumpang. Aku juga tak tahu persis. Tapi, bukan itu permasalahannya. Aku melihat, lelaki separuh baya itu duduk sambil memegangi perutnya dan terlihat menahan sakit. Hati kecilku bertanya-tanya, kenapa bapak itu ? Apa dia sakit ? Atau kenapa ?
Aku mencoba berjalan lagi ke arah bapak itu, untuk memastikan dia baik-baik saja.
Dia masih saja memegangi perutnya. Tiba-tiba ada rasa khawatir pada diriku, khawatir akan keadaan bapak itu.
Tapi, ketika aku akan menghampirinya, tiba-tiba kulihat seorang laki-laki yang mengendarai sepeda motor, berhenti di dekat tukang becak itu.Memarkir motornya dan mendekati tukang becak itu. "Ah, mau apa dia?" pikirku dalam hati. Aku semakin mempercepat langkahku untuk memastikan keadaan tukang becak itu dan ingin tau apa maksud dari laki-laki yang mengendarai sepeda motor itu.
Ketika semakin dekat, kudengar laki-laki itu bertanya, "Bapak kenapa?". Tetapi bapak tukang becak itu masih terdiam dan terus memegangi perutnya. "Bapak kenapa? Perut bapak sakit?" tanya lelaki itu lagi. Akhirnya dengan berat bapak itu menjawab."Iya, Mas. Perut saya sakit". Lelaki itu mengangguk pelan. "Bapak sudah sarapan tadi?" tanyanya lagi. Bapak itu menggeleng,"Belum,Mas.. Saya belum sarapan lha wong saya belum narik". Lalu, kulihat lelaki itu mengeluarkan selembar uang dan memberikannya pada bapak itu. Dan kemudian ia menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu. Lalu ia memanggil seseorang yang ternyata orang yang berjualan roti keliling. Lelaki itu membelikan roti untuk tukang becak itu. Aku tercenung melihat apa yang ada didepan mata ku. "Ternyata, di dunia ini masih ada orang baik" pikirku dalam hati. Setelah lelaki itu pergi, aku pun melewati tukang becak itu. Kulihat ia begitu bahagia dan terus memandangi lelaki itu. Seolah ia ingin terus mengucapkan "terima kasih".
Di perjalanan pulang, aku berfikir ternyata hidup itu sangatlah sulit. Dan kita kadang tak pernah bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada kita. Yang kita lakukan hanyalah mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Padahal, disekitar kita masih banyak orang-orang yang lebih menderita, yang lebih membutuhkan kita.
Dan aku salut, terhadap lelaki itu. Bukan memuji, tetapi diantara 1000 orang mungkin hanya 1 orang yang mempunyai hati seperti dia. Dan aku percaya, Allah SWT pasti akan membalas setiap amal yang dilakukannya.
Aku pun berterima kasih kepadanya, karena melalui dia aku belajar tentang arti kehidupan, belajar untuk bisa bermanfaat bagi orang lain dan yang terpenting belajar mensyukuri apa yang telah diberikan kepadaku.
Thanks God...


Labels:


Read more!

Thursday, May 10, 2007

Air mata..


Sebenarnya, boleh ngga kita sedikit egois ?
Ketika kita membutuhkan seseorang untuk berada disisi kita,
ketika kita tahu bahwa tak ada lagi waktu untuk berada disisi kita,
salahkah jika kita merasa sedih ?
salahkah jika air mata ini harus mengalir lagi ?
Belum sembuh luka yang ada, harus terluka lagi...
Entahlah..
Tapi, sahabatku berkata, "Jika kau ingin menangis, menangislah..."
"Setidaknya bebanmu akan berkurang meskipun sedikit"
Dan yang kuinginkan saat ini hanya menangis...............

Labels:


Read more!

Hari ini...

Mendung terlihat menggantung pagi ini, membuatku malas beranjak dari tempat tidurku.
Ditambah lagi, semalam aku bisa dibilang bergadang karena aku baru bisa memejamkan mata ini setelah pukul 2 dini hari. Bukan karena tugas yang harus ku kerjakan, tapi karena aku harus memeras otakku untuk berfikir, apa yang akan aku lakukan selanjutnya untuk hidupku, masa depanku.

Jam udah menunjukkan pukul 6.00 waktu kamarku. (Hehehe karena jam ku ini memang sengaja di set lebih cepat sekitar 10 menit). Aku semakin masuk ke dalam selimut tebalku. Mencoba menghalau rasa malas ini, tetapi ternyata rasa malas itu lebih besar dibanding niatku untuk berangkat mandi.
Pukul 6.15, akhirnya aku menyerah juga. Tugas ku di kantor masih banyak yang harus aku selesaikan. Selain itu, ada seseorang yang harus aku temui pagi ini. Aku pun langsung buru-buru mandi dan bersiap-siap berangkat ke kantor.
Pukul 6.45, Didit menjemputku. Aku masih ingat perkataannya semalam yang membuat aku harus ekstra berfikir. Tak kuhiraukan dia ketika dia mencoba menyapaku. Aku langsung menyambar tas kerja ku dan buru-buru memakai sepatu, berharap dia tak banyak bicara lagi dan berangkat ke kantor. Dia sempat menawari ku untuk sarapan pagi, tapi aku tetap diam.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung membelokkan motornya ke sebuah warung dimana kita biasa sarapan pagi. Aku masih tetap diam, sementara dia mencoba mencairkan suasana. Sesekali aku tersenyum, tetapi hati kecilku masih saja belum bisa menerima begitu saja.
Sejenak kata-kata yang diucapkannya semalam masih terngiang-ngiang di telingaku. Akhirnya aku menghela nafas panjang untuk melepaskan sedikit beban yang ada.
Sampai dikantor, Didit masih sempat mengajakku berdiskusi. Aku hanya menanggapinya sepenggal-sepenggal. Mungkin dia merasa sikapku yang berubah. Tapi, biar saja dia mengerti, bahwa tidak semua yang dia mau harus tercapai sesuai keinginannya.
Dan dia pun akhirnya berangkat ke kantornya tanpa mengatakan apa pun kecuali "Aku berangkat dulu".
Masuk dari pintu gerbang kantorku, aku berjalan tanpa ada semangat sama sekali. Mata ini terasa berat. Begitu juga otakku. Sepertinya memang butuh istirahat. Lalu, aku teringat bahwa aku harus menemui seseorang pagi ini dan akhirnya ku percepat langkahku.
Pukul 7.30 (lebih 1 detik) aku sampai di ruangan orang yang ingin aku temui. Dengan senyumnya yang membuat aku mau pingsan, akhirnya ia menyuruhku masuk. Belum sempat ia ngomong, aku sudah mengeluarkan semua uneg2 yang ada dalam hatiku. Dan, plong sudah rasanya aku. Dia hanya tersenyum mendengarkan semua keluh kesahku. Tiba-tiba dia menyodorkan sebungkus malkist rasa abon yang sangat aku suka. Aku pun tersenyum, rupanya dia tau kalau aku kelaparan. Memang tadi mampir di warung makan, tapi aku hanya makan beberapa sendok saja. Karena aku ngga nafsu makan, apalagi melihat Didit yang seolah ngga merasa bersalah.
Setelah kenyang dengan malkist, aku pun kembali ke ruanganku sendiri. Mulai berkutat dengan tugas-tugas yang diberikan kepadaku. Sedikit demi sedikit aku bisa melupakan sejenak permasalahan ku dengan Didit.
Semoga saja, hari ini sedikit lebih indah, karena aku hanya ingin merasakan kebahagiaan selagi aku masih bisa merasakannya di sisa hidupku.


Labels:


Read more!

Wednesday, May 9, 2007

KeSePiaN

Sepi...
Entah kenapa aku merasa kesepian
ketika aku tak bertemu denganmu
Entah kenapa aku merasakan hampa
ketika aku tak bisa memelukmu

Kau telah hadir dalam hidupku
membuat hatiku merasa nyaman ketika berada didekatmu
Kau bawa aku ke dalam duniamu
membuatku merasa seperti layaknya seorang putri

Kini...
Aku hanya bisa merasakan
perhatian dan kasih sayang yang kau berikan
dalam hati ku saja...

Tak mampu aku membendung air mata yang mengalir di pipiku..
Tak sanggup pula aku menahan semua perasaan yang ada...
Aku hanya ingin bertemu dan memelukmu..
Dan tak akan kulepaskan lagi......






Labels:


Read more!

Syukur....


Ditengah kesunyian malam, ku coba untuk berfikir..
Apa sebenarnya yang aku cari dalam hidup ini ?
Sebuah pertanyaan yang sampai sekarang belum dapat kupastikan jawabannya.
Kadang, aku merasa hidup ini tak adil..
Aku merasa apa yang harus aku jalani sekarang ini tidak adil untuk diriku..
Tapi, seseorang pernah berkata padaku, "Kenapa tidak ?" dan saat itu aku tak bisa menjawabnya lagi.
Dan ia menyadarkan aku bahwa Tuhan itu Maha Adil.
ia juga menyadarkan aku bahwa
Kita diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan kita..
Tinggal bagaimana kita bersyukur dan menjalaninya dengan hati yang ikhlas..




Labels:


Read more!