Thursday, May 10, 2007

Hari ini...

Mendung terlihat menggantung pagi ini, membuatku malas beranjak dari tempat tidurku.
Ditambah lagi, semalam aku bisa dibilang bergadang karena aku baru bisa memejamkan mata ini setelah pukul 2 dini hari. Bukan karena tugas yang harus ku kerjakan, tapi karena aku harus memeras otakku untuk berfikir, apa yang akan aku lakukan selanjutnya untuk hidupku, masa depanku.

Jam udah menunjukkan pukul 6.00 waktu kamarku. (Hehehe karena jam ku ini memang sengaja di set lebih cepat sekitar 10 menit). Aku semakin masuk ke dalam selimut tebalku. Mencoba menghalau rasa malas ini, tetapi ternyata rasa malas itu lebih besar dibanding niatku untuk berangkat mandi.
Pukul 6.15, akhirnya aku menyerah juga. Tugas ku di kantor masih banyak yang harus aku selesaikan. Selain itu, ada seseorang yang harus aku temui pagi ini. Aku pun langsung buru-buru mandi dan bersiap-siap berangkat ke kantor.
Pukul 6.45, Didit menjemputku. Aku masih ingat perkataannya semalam yang membuat aku harus ekstra berfikir. Tak kuhiraukan dia ketika dia mencoba menyapaku. Aku langsung menyambar tas kerja ku dan buru-buru memakai sepatu, berharap dia tak banyak bicara lagi dan berangkat ke kantor. Dia sempat menawari ku untuk sarapan pagi, tapi aku tetap diam.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung membelokkan motornya ke sebuah warung dimana kita biasa sarapan pagi. Aku masih tetap diam, sementara dia mencoba mencairkan suasana. Sesekali aku tersenyum, tetapi hati kecilku masih saja belum bisa menerima begitu saja.
Sejenak kata-kata yang diucapkannya semalam masih terngiang-ngiang di telingaku. Akhirnya aku menghela nafas panjang untuk melepaskan sedikit beban yang ada.
Sampai dikantor, Didit masih sempat mengajakku berdiskusi. Aku hanya menanggapinya sepenggal-sepenggal. Mungkin dia merasa sikapku yang berubah. Tapi, biar saja dia mengerti, bahwa tidak semua yang dia mau harus tercapai sesuai keinginannya.
Dan dia pun akhirnya berangkat ke kantornya tanpa mengatakan apa pun kecuali "Aku berangkat dulu".
Masuk dari pintu gerbang kantorku, aku berjalan tanpa ada semangat sama sekali. Mata ini terasa berat. Begitu juga otakku. Sepertinya memang butuh istirahat. Lalu, aku teringat bahwa aku harus menemui seseorang pagi ini dan akhirnya ku percepat langkahku.
Pukul 7.30 (lebih 1 detik) aku sampai di ruangan orang yang ingin aku temui. Dengan senyumnya yang membuat aku mau pingsan, akhirnya ia menyuruhku masuk. Belum sempat ia ngomong, aku sudah mengeluarkan semua uneg2 yang ada dalam hatiku. Dan, plong sudah rasanya aku. Dia hanya tersenyum mendengarkan semua keluh kesahku. Tiba-tiba dia menyodorkan sebungkus malkist rasa abon yang sangat aku suka. Aku pun tersenyum, rupanya dia tau kalau aku kelaparan. Memang tadi mampir di warung makan, tapi aku hanya makan beberapa sendok saja. Karena aku ngga nafsu makan, apalagi melihat Didit yang seolah ngga merasa bersalah.
Setelah kenyang dengan malkist, aku pun kembali ke ruanganku sendiri. Mulai berkutat dengan tugas-tugas yang diberikan kepadaku. Sedikit demi sedikit aku bisa melupakan sejenak permasalahan ku dengan Didit.
Semoga saja, hari ini sedikit lebih indah, karena aku hanya ingin merasakan kebahagiaan selagi aku masih bisa merasakannya di sisa hidupku.


Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home