Wednesday, July 4, 2007

Anniversary

"Pagi Bima...." sapa ku sambil melemparkan senyum termanisku. Bima hanya membalas dengan senyum setengah terpaksa. Gubrak! Aku buru-buru berjalan mendahului dia. "Eeeh.. Bel.." panggilnya. Aku tetap berjalan tanpa menghiraukan Bima. "Bel... jangan marah gitu donk" ucapnya sambil meraih tanganku. Aku menatapnya dingin. "Iya iya.. maaf aku tadi banyak pikiran" katanya lagi dengan tatapan memelas."Ya udah dimaafkan." kataku sinis sambil berlalu. "Huuuhh salah siapa udah capek-capek senyum eee malah ditanggepin terpaksa" pikirku.
Pagi itu jadilah aku sebel sesebel-sebelnya ama Bima. Kulihat sebuah kotak biru kecil yang terbungkus rapi didalam tasku. "Ahh... Bima lupa dengan hari ini.." gumamku lirih. Ku urungkan niatku untuk memberikan sebuah kado untuk Bima. Yah..hari ini adalah hari bahagiaku dan Bima. 5 tahun sudah aku dan Bima menjalin satu hubungan dan 3 bulan kedepan kami memutuskan untuk menikah. 5 tahun bukan waktu yang singkat untuk bisa mengenal siapa Bima, begitu juga sebaliknya. 5 tahun pula aku lewati hari-hari indah, sedih bersama Bima.
Berbagai masalah muncul, namun tak menggoyahkan perasaan ku dan Bima. Justru semakin memantapkan hatiku untuk menikah dengan Bima.

"Abeeeellll...."
Aku menoleh dan mendapati Bima sedang berlari-lari ke arahku. Sambil terengah-engah ia langsung menggandeng tanganku dan mengajakku pergi. "Ayo ikut.." ucapnya tanpa memperdulikan aku yang mencoba untuk melepaskan tanganku. "Bima.... apa kamu mau aku pergi hanya dengan celana pendek dan kaos butut ini?" teriakku. Bima tersentak dan baru menyadari kalau aku hanya memakai kaos dan celana pendek. Sambil cengar-cengir ia menyuruhku ganti baju. "Tapi, GPL ya non..." Aku hanya mencibir mendengar dia memakai kata-kata GPL. "Sok gaul" pikirku.
"Emang kita mau kemana sih Bim?" tanyaku. Bima hanya tersenyum penuh arti. "Bimaaaa..."Aku mulai merajuk melihat dia tersenyum seperti itu. Jengkel iya, tapi lucu juga melihat face nya dengan ekspresi seperti itu. "Tenang dong Abel sayang.. Nanti juga kamu tau sendiri.."jawabnya sambil mengacak-acak rambutku. "Huuu sok ngrayu..." gumamku. Bima tersenyum melihatku cemberut.

Lalu akhirnya sampai juga di sebuah tempat seperti kafe tapi lebih elegan. "Bim.. ngga salah nie kita kesini?" tanyaku lagi. "Lho.. emang salah ya klo kita pingin ngobrol disini" Bima malah balik bertanya. Aku hanya menggeleng. "Tapi.. ngga pe de akh.. Coba tadi kamu bilang kalau mau kesini, aku bisa pake baju yang agak match dikit."kataku. Bima tersenyum lagi. "Udah, gini aja udah cantik kok. Masuk yuk.." Aku sedikit ragu ketika Bima menggandengku masuk. Ahhh Bima kelewatan.. Kenapa juga dia harus ngajak aku ke tempat se formal ini dengan bajuku yang se simple ini. UUhhhh..
"Selamat malam, Pak. Silahkan masuk ..Meja yang Bapak pesan sudah kami siapkan" sapa pelayan di kafe itu. Terdengar alunan musik klasik ketika aku dan Bima mulai memasuki ruangan itu. "Bim.. "panggilku pelan. Bima menoleh. "Kita duduk dimana?" tanyaku sambil berharap kali ini Bima ngga bikin aku semakin ngga pe de dengan baju yang aku kenakan sekarang. Aku lihat beberapa orang melihatku dengan pandangan aneh. Beruntung Bima pesan tempat duduk yang nggak terlalu jauh. Tetapi, dekat dengan panggung yang mungkin biasa digunakan untuk Live music. Huffff.... Aku bisa sedikit bernafas lega. Tapi, sedetik kemudian pandanganku tertuju pada panggung yang backgroundnya banyak sekali lampu2. Dan ketika lampu itu dinyalakan ternyata membentuk sebuah tulisan. "HAPPY ANNIVERSARY". Aku masih bengong ketika semua orang bertepuk tangan setelah tulisan itu menyala dan sebuah grup band dari kafe itu melantunkan sebuah lagu. "Happy anniversary Abel.." bisik Bima sambil menggenggam tanganku. Butiran-butiran air mata mulai membasahi pipiku. "Maaf, aku ngga bermaksud melupakan hari bahagia kita ini, tetapi aku memang ingin memberikan surprise yang nantinya bisa kamu kenang selama2nya."kata Bima lagi. Aku hanya tersenyum. "Thanks dear.."jawabku singkat.
"Thanks Bim untuk semua perasaan yang kamu berikan untukku. Dan terima kasih juga untuk candle light dinner nya." kataku lagi sambil ku berikan sebuah kotak kecil yang terbungkus rapi. "Apa ini, Bel?" aku mengangkat bahuku. "Bom kali..."jawabku asal-asalan sambil menyantap steak yang telah dipesan Bima untukku. Tak ayal Bima pun menjitakku. Kami pun tertawa dan larut dalam kebahagiaan yang tak terungkapkan...

Dan malam ini menjadi malam yang terindah yang tak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun...









0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home