Heart....
Kebahagiaan dan kesedihan bisa kita rasakan
dengan Hati..
Sebuah perasaan sayang dan cinta juga bisa kita rasakan
dengan Hati..
Dan dengan Hati pula kita bisa merasakan kehilangan seseorang
yang mungkin sangat berarti dalam hidup kita..
***
"Cha.. Maafkan aku.. Aku tak bisa menolak keinginan keluargaku untuk pindah dari kota ini." Icha hanya tertunduk mendengar penjelasan Dony. Berbagai perasaan berkecamuk di dadanya. Dan itu membuatnya merasa sesak. Icha pun menghela nafas panjang seolah ingin melepaskan semua beban yang membuat dadanya terasa sesak. "Cha..Please.." ucap Dony lagi. Dengan senyum yang dipaksakan, Icha mengangkat wajahnya dan berusaha menatap Dony. Berusaha menyembunyikan segala perasaan yang ada. "Icha ngga apa-apa, Don.. Icha seneng kalau memang dengan Dony pindah dari kota ini, akan membuat hidup Dony jauh lebih baik. Dan mungkin memang ini jalan yang terbaik untuk Dony." Sesaat setelah berkata seperti itu, Icha langsung memalingkan mukanya. Ia tak bisa menahan air matanya yang menetes di pipi.
Tanpa berkata-kata lagi, Dony langsung memeluk Icha. "Maaf...Lusa aku harus berangkat.." bisiknya. "Tapi, percayalah, aku ngga akan lupain Icha." ucapnya lagi. Icha tak mampu menjawab semua perkataan Dony. Ia hanya mampu membalas pelukan Dony dan mempererat pelukannya seolah tak ingin melepaskan.
Dan hari ini, adalah hari dimana Dony harus pergi. Dua hari yang lalu, Icha pun terlarut dalam kesedihannya. Merasakan ada yang hilang dari dirinya. Ia tak mampu membayangkan hari-harinya akan terasa sepi tanpa Dony. Tanpa ada canda dan tawa dengan Dony. Dan di tengah keramaian airport, Icha berusaha menguatkan hatinya untuk tetap mengantar Dony dengan senyuman. "Cha.. jaga diri baik-baik ya.. Dan keep in touch ya manis.." kata Dony sambil membelai rambut Icha. Icha hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Senyumnya masih terus mengembang, mencoba meyakinkan DOny bahwa ia ikhlas melepas kepergian Dony. Sebelum melangkah masuk ke dalam, Dony mengecup kening Icha dan berbisik, "Aku sayang Icha..". Icha mengangguk lagi. Perasaan dalam hatinya sudah tak menentu. Air mata yang dari tadi ditahannya pun sepertinya sudah tidak mampu untuk dibendung. Icha buru-buru melambaikan tangannya dan berbalik arah setelah Dony membalas lambaiannya, seolah tak ingin Dony melihatnya bersedih.
Hari pun terus berlalu.. Sejak kepergian Dony, Icha lebih sering menyendiri.. Lebih sering berdiam diri di kamarnya dan menuliskan semua perasaan dalam hatinya. Sesekali teman-temannya datang untuk menghiburnya.. Namun, tetap tak mampu mengembalikan keceriaan Icha seperti saat Dony ada disampingnya.
Dua tahun kemudian,
Di suatu malam, Dony sedang asyik menonton TV kesukaannya. Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah Dony. Dony buru-buru beranjak dari tempatnya dan membuka pintu. Betapa terkejutnya ketika Dony tahu yang datang ke rumahnya. "Icha.. Koq icha bisa sampai disini ?" Icha tersenyum. "Icha boleh masuk ?" Tanya Icha kemudian. Dony mengangguk lalu mempersilahkan Icha masuk. Entah kenapa tiba-tiba bulu kuduknya berdiri.. Tapi Dony tak memperdulikannya.
"Dony ambilkan minum dulu ya Cha... " Tapi buru-buru Icha mencegah Dony. "Icha cuman sebentar... Icha cuman pingin maen kesini dan cuman pingin bilang ke Dony, kalau Icha sayang banget sama Dony. Dan Icha cuman pingin minta sesuatu....." Icha menggantung kalimatnya. "Minta apa, Icha?"tanya Dony lembut. Icha terdiam. Matanya tak lepas dari pandangan Dony. Dan butiran butiran air mata mulai menetes. "Boleh Icha meluk Dony?" Dony hanya tersenyum mendengar pertanyaan Icha. Dan tanpa menjawabnya, Dony langsung memeluk Icha dengan erat. Lalu tiba-tiba Icha melepasnya. "Don.. Icha harus pergi.. Dony jaga diri baik-baik ya.. Icha pergi dulu.. " "Cha.. tunggu, kenapa buru-buru?" tanya Dony sambil mengejar Icha yang berlari keluar. Namun, Icha tak lagi menoleh bahkan menghentikan langkahnya. Dony pun akhirnya kembali masuk kedalam rumah.
"Kriiiiinngg..." Dony yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung mengangkat telpon yang berdering. "Halo.." "Halo.. Dony?" tanya seseorang di seberang. "Iya, ini siapa?" tanya Dony dengan nafas masih tersengal-sengal setelah mengejar Icha. "Don, ini Amel. Icha, DOn.. Icha.. " "Kenapa Icha? Barusan dia dari sini..." Terdengar suara Amel terisak. "Don.. Icha udah ninggalin kita selamanya.." Dony tersentak kaget. "Tapi... Baru saja dia dari sini, Mel.." Dony masih tak percaya. "Icha selama ini sakit, Don.. dan ia berusaha bertahan untuk kamu.. Dia..." belum sempat Amel meneruskan pembicaraannya, Dony langsung menutup telpon dan berlari ke kamarnya, mengemasi barang2 dan langsung berangkat ke surabaya malam itu juga. Yang ada dipikirannya saat itu, hanya ingin membuktikan keadaan Icha. Dengan perasaan tak menentu, ia pun berangkat menuju ke bandara Soekarno Hatta.
***
Tepat pukul 21.00, Dony sampai di Juanda. Dan ia pun langsung ke rumah Icha. Dan benar saja, dirumah Icha terlihat sangat ramai. Berbagai karangan bunga ucapan turut berduka cita tampak berjejer dimana-mana. Dony melangkahkan kakinya dengan gontai. Seolah masih tak percaya dengan apa yang dialaminya. Mama Icha terlihat sangat shock atas kepergian Icha. "Don..."tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundaknya. Dony masih terpaku. "Ikhlaskan kepergian Icha, Don.. Biarkan dia tenang disana.." kata orang itu lagi. Dony menoleh dan mendapati Ayah Icha sedang berdiri di belakangnya dengan sisa sisa ketegaran yang ia punya. Dony memeluk Ayah Icha. Dan mereka pun masuk. Dony melihat tubuh Icha yang terbaring tanpa nyawa. Tak kuasa ia menahan air matanya. "Selama ini, ia bertahan untuk seseorang yang dia sayangi. Dan kekuatannya ada pada kamu, Dony.."Ayahnya kembali berbisik. Dony semakin terisak. "Cha.. Maafin aku" isaknya. Dan semalaman, Dony terus berada disisi Icha.
Keesokan hariya, jenazah Icha pun dimakamkan. Diiringi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya. "Bintang terangku..." gumam Dony sambil memegang nisan yang bertuliskan nama ICHA. "Kamu akan tetap ada di hati ini, Cha.." ucapnya lagi. Ayah Icha pun mengajak Dony untuk meninggalkan makam Icha.
Dan Dony pun kembali ke kotanya dengan membawa semua kenangan manisnya bersama Icha..
Hati ini tak pernah bisa dibohongi..
Hati ini terasa sakit ketika melihatnya pergi..
Dia yang selama ini menjadi kekuatan untukku..
Tak lagi ada disampingku..
Ketika aku merasa sakit, ia slalu ada disisiku..
Ketika aku tersenyum bahagia, ia pun ada disisiku..
Kemana aku harus mencarinya ?
Meski hanya sekedar melepaskan sedikit beban yang ada..
*****
The End
Labels: Kisah
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home