Monday, June 18, 2007

Kekasih Sejati

Semalam ku lihat ada yang berubah
pada dirimu..
Entah itu hanya perasaanku saja
ataukah memang itu kenyataaannya..

Semalam.. aku tak melihat kebahagiaan
di sorot mata mu..
Tak juga ku lihat rasa cinta dan sayangmu
Mengapa kau berubah ?

Coba lihat aku..
Apakah kau tak melihat ketulusan hatiku ?
Apakah kau tak melihat kebahagiaanku
ketika aku bersamamu ?

Aku memang bukan manusia sempurna
Aku hanyalah manusia biasa
yang tak pernah luput dari kesalahan
Maafkan aku..

Dan ijinkan aku
menempatkanmu di tempat terindah
dalam hatiku..
Karena kaulah "kekasih sejati" ku..






Read more!

Thursday, June 14, 2007

Menghargai dan Memahami orang lain

Apa sebenarnya definition of "Menghargai" seseorang?
Sering kali terdengar disetiap pembicaraan orang bahwa kita harus bisa menghargai orang lain. Harus bisa memahami seseorang. Tapi, ternyata semua itu tak mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi jika ego kita masih blom bisa kita kendalikan.
Sebenarnya aku sendiri juga belum sepenuhnya bisa menghargai setiap orang. Hanya saja, aku berusaha memberikan satu gambaran tentang menghargai dan memahami orang lain.
Setidaknya, aku pun bisa belajar dari apa yang aku tulis. Karena biasanya orang berbicara jauh lebih mudah ketimbang prakteknya.
He he he


Kita semua tahu bahwa setiap manusia diciptakan berbeda. Baik dari sifat, tingkah laku, fisik, karakter, semuanya berbeda. Mirip mungkin iya. Tapi sama persis? Impossible!
Setiap manusia juga diciptakan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Di dunia ini tak ada manusia yang sempurna, begitulah orang-orang slalu berkata. Nah, menyikapi perbedaan itu tak cukup hanya dengan diam ataupun adu mulut karena masing-masing merasa pendapatnya benar. Kebayang ngga ya, kalau di dunia ini setiap kali ada perbedaan langsung beradu mulut, rame kali ya he he he. (Kaya dipasar donk, rame nawar harga ama penjual sayur)
Disinilah dibutuhkan satu sikap pengertian dan menghargai orang lain. Mencoba memahami dan melihat semua itu bukan hanya dari sudut pandang kita. Tapi juga berusaha mencoba melihat dari sudut pandang orang lain.
Diakui atau tidak, untuk benar-benar memahami orang lain itu bukan satu hal yang mudah dilakukan. Sekali lagi itu adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Kenapa? Karena kebanyakan orang-orang lebih mementingkan ego masing-masing. Selain itu, kebanyakan orang-orang tidak mau bercermin pada dirinya sendiri. Biasanya mereka selalu merasa paling benar diantara orang-orang disekitarnya. Mereka merasa "perfect". Padahal,seperti yang udah aku tulis diatas, bahwa setiap manusia diciptakan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Banyak orang lebih bisa menghargai kelebihan orang lain, dibandingkan kekurangan orang lain. Terlebih kekurangan itu sangat bertentangan dengan hati kita. Kadang tanpa sadar kita mencemooh, memaki bahkan menjauh tanpa kita mau berusaha mengembalikan semua itu pada diri kita sendiri. Coba kalau seandainya kita yang dicemooh, dihina, dimaki dan dijauhi pasti kita juga akan merasa sakit.
Berbicara tentang bersosialisasi memang sangat kompleks. Bahkan setiap orang punya pendapat dan cara yang berbeda tentang bagaimana menjalin satu relationship yang baik. Namun yang pasti, ketika kita mampu mengendalikan ego dan menghargai diri kita sendiri, maka akan lebih mudah kita belajar untuk menghargai dan mengerti orang lain.

Aku sendiri belum bisa sepenuhnya mengerti dan menghargai orang lain. Terkadang ego di dalam diri ini masih lebih menonjol ketimbang rasa pengertian itu.. He he he. Tapi,mungkin dengan tulisan ku ini aku juga bisa sedikit "nge-rem" ego ku. Dan belajar lebih baik lagi untuk bisa mengerti dan memahami orang lain. Biar ngga dibilang,"Orang koq bisanya cuman ngomong doank, pembuktiannya ngga ada" he he he.
Buat orang-orang yang masih merasa bahwa di dunia ini kalian lah yang paling benar dan paling baik tindakannya, maka buang jauh2 pikiran itu. Karena itu akan membuat kalian ngga dihargain ama orang lain. Mau? (aduh kaya iklannya 3 ya.. )

Read more!

Monday, June 11, 2007

Ego dan Emosi

Permasalahan di dalam rumah tangga konon katanya berawal dari hal-hal yang sepele.
He he he ya maklum aku sendiri belum pernah mengalaminya. Teman-teman ku yang punya pengalaman akan hal itu, sering banget share ke aku. Jadi sedikit banyak aku bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya masalah yang timbul itu sepele,namun mungkin karena masih sama-sama dibayangi ama yang namanya ego dan emosi, jadinya runyam deh..


Pernah suatu ketika, sebut saja Iis sahabatku saat masih duduk di bangku SMA, dia bertengkar dengan suaminya hanya gara-gara suaminya lupa meletakkan kaus kaki ke dalam keranjang cucian. Sedangkan sang suami pun ngga mau mengalah, karena ia merasa istrinya terlalu mengaturnya, terlalu ribet katanya.
Kasus yang lain, kecemburuan yang berlebihan. Suatu hari Iis pernah membaca SMS di Hanphone suaminya yang isinya sedikit "mesra". Dengan hati yang diliputi tanda tanya, Iis pun menanyakan pada suaminya, apa maksud dari SMS tersebut. Sang suami bukannya menjelaskan dan meredakan emosi istrinya, malah berbalik marah.
Dan aku hanya bisa menahan nafas mendengar ceritanya.
Aku memang belum mengalami masa-masa itu, tetapi mendengar ceritanya kadang aku jadi sedikit ngeri. Memang pernikahan itu adalah menyatukan dua hati yang berbeda. Perbedaan itulah yang terkadang memicu timbulnya permasalahan. Karena tidak adanya rasa pengertian diantara keduanya. Karena dua insan itu tentunya mempunyai karakter masing-masing yang mungkin baru bisa terlihat ketika menikah. Mungkin disaat masih pacaran, hanya sisi baik dan positifnya aja yang terlihat. Namun,setelah memasuki jenjang pernikahan, semua tak siap dengan sisi negatif masing-masing pasangan.

Ada juga kasus krisis kepercayaan, seperti yang dialami pasangan sahabatku Dody dan Retno. Dari awal pernikahan mereka tak pernah dilandasi dengan kepercayaan. Sehingga hingga usia perkawinannya yang menginjak 5 tahun ini, mereka tak juga belajar untuk memberikan kepercayaan kepada masing-masing pihak. Retno sering bercerita, bahwa ia sering curiga jika Dody pulang telat. Ia juga sering menjemput Dody dikantor, padahal arah nya berlawanan dengan perjalanan pulang ke rumah mereka. Teman-teman kantor Dody sering membicarakan mereka, tapi tetap saja Retno tak perduli. Sampai seluruh teman kerja Dody yang perempuan dicurigai dekat dengan Dody.
Ah... lagi-lagi aku menghela nafas mendengar cerita itu. Tapi, aku ambil sisi positifnya, bahwa sekali lagi jika kita mengawali sebuah hubungan tanpa dilandasi kepercayaan, maka hubungan itu tak akan berjalan lama. Kalaupun bisa berjalan lama, tapi tak akan pernah tenang seperti yang diharapkan.

Jadi, pada intinya.. (bukan bermaksud menggurui), ketika kita memutuskan untuk menikah, maka kita harus siap secara lahir dan batin. Siap untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita. Siap untuk mengesampingkan ego. Siap untuk belajar memahami, mengerti dan percaya. Menikah dan hidup berumah tangga tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Permasalahan pasti muncul dan pastinya akan lebih kompleks dibandingkan saat kita masih pacaran. Namun, semua itu tergantung dari kita. Bagaimana kita menyikapi permasalahan itu dan mencari jalan terbaik tanpa harus ada yang tersakiti. Tanpa harus mengandalkan ego dan emosi. Dengan hati dan pikiran yang jernih, pasti akan kita temukan jawaban dibalik semua permasalahan yang ada.

:)



Read more!

Egoisme

Ketika kesabaran diuji,
cobaan yang datang pun bertubi-tubi..
Termasuk menjaga hati kita terhadap orang2 yang egois
yang selalu mengkritik orang lain,
tetapi tak pernah berkaca pada dirinya sendiri..
Dia bisa memberi tahu orang lain,
tetapi dia tidak menyadari bahwa dia melakukan hal yang berbeda..
Yang bahasa kasarnya adalah :TIDAK KONSISTEN ! ! ! !


Hari ini ga tau kenapa aku males banget. Bukan karena pekerjaan ku tapi aku sendiri ngga ngerti kenapa. Pagi-pagi udah dibuat jengkel karena harus dengerin lagu yang super kenceeeeng sampe kepala ini pusing. Udah gitu, yang nyetel musik itu ngga ngerasa kalo tetangganya risih ama musik yang diputer. (Bukan apa-apa, tapi masalahnya yang diputer ya cuman itu-itu aja).
Mau ngomong koq ya ngga enak, dipikir ntar koq ngatur-ngatur orang tua. Tapi, semakin lama semakin pusing nie kepala. Sekalinya ia keluar ruangan, langsung aja aku matiin tuh musik.
Sedikit lega.. Beberapa temen yang diruanganku juga bernafas lega. Ternyata mereka juga capek dengernya. Eeee baru aja nikmatin suasana yang tenang, tuh orang masuk lagi.
Sambil agak jengkel karna musiknya dimatiin, dia puter lagi lebih kenceng lagi... DUuuuhh..
Pingin nangis rasanya ngadepin orang se egois ini.. Bisanya cuman ngomong doank.. tapi giliran sendirinya nglakuin, ngga perduli ama orang lain. Huh...

Memang ketika kita berhadapan dengan orang seperti ini, yang ada hanya perasaan jengkel jengkel dan jengkeeeeelll.... Sepertinya kalo bisa ngga usah ngeliat mukanya lagi. Tapi, semua itu ngga mungkin dan aku sadar, beginilah hidup bersosialisasi. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Bagaimana kita menghadapi sifat-sifat yang mungkin berlainan dengan hati kita. Cuek ? Mungkin iya. Tapi, bukan berarti semaunya sendiri dan tidak menghargai orang lain.
Prinsip asal tidak berada di jalan yang salah, ya easy going aja....

Aaaaahhh... aku pingin cepat pulang..

:( :(


Read more!

Wednesday, June 6, 2007

Tentang Hatiku..

Andai kau tahu
Galaunya hati ini
Engkau kini tlah berubah
Namun ku tetap ingin
Gapai mimpi bersamamu

Pasti kau berfikir bahwa
Aku tak akan sanggup menjalani ini semua
Namun, ku tetap tegar berdiri
Jadikan kau sebagai anugerah terindah
Ingatlah janjiku...

Pintu hati ini akan slalu terbuka untukmu
Esok atau sampai kapanpun
Raga ini pun akan tetap menjadi
Milikmu...
Aku ingin kau tahu bahwa
Di dalam hati ini telah terukir namamu
Ijinkan aku menjaga cinta yang ada untukmu..







Read more!